149 Juta Anak di Dunia Alami Stunting Sebanyak 6,3 Juta di Indonesia,wapres Minta Keluarga Prioritaskan Kebutuhan Gizi
149 Juta Anak di
Dunia Alami Stunting Sebanyak 6,3 Juta di Indonesia, Wapres Minta Keluarga
Prioritaskan Kebutuhan Gizi
Berita 2023-07-10 | 13:22:00
PAUDPEDIA —Statistik PBB 2020 mencatat, lebih dari 149 juta (22%) balita di
seluruh dunia mengalami stunting, dimana 6,3 juta merupakan anak usia dini atau
balita stunting adalah balita Indonesia. Menurut UNICEF, stunting disebabkan
anak kekurangan gizi dalam dua tahun usianya, ibu kekurangan nutrisi saat
kehamilan, dan sanitasi yang buruk.
Saat
ini, prevalensi stunting di Indonesia adalah 21,6%, sementara target yang ingin
dicapai adalah 14% pada 2024. Untuk itu, diperlukan upaya bersama untuk
mencapai target yang telah ditetapkan, salah satunya dimulai dari unit terkecil
dalam masyarakat, yakni keluarga.
“Keluarga
menjadi aktor kunci dalam mengatasi sebab-sebab stunting tersebut. Keluarga
mesti memiliki kesadaran untuk memprioritaskan pemenuhan asupan gizi dan
pengasuhan anak secara layak, termasuk menjaga kebersihan tempat tinggal dan
lingkungan,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin ketika menghadiri
Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 Tahun 2023, di
Halaman Kantor Bupati Banyuasin, Jl. Ligkar Sekojo No. 1, Kedongdong Raya,
Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel), Kamis (06/07/2023).
Lebih
jauh Wapres mengingatkan, masalah stunting bukan semata persoalan tinggi badan,
namun yang lebih buruk adalah dampaknya terhadap kualitas hidup individu akibat
munculnya penyakit kronis, ketertinggalan dalam kecerdasan, dan kalah dalam
persaingan.
“Anak
stunting memiliki badan dan otak yang stunting. Anak stunting memiliki
kehidupan yang stunting pula,” ujar Wapres mengutip UNICEF.
Selain itu, tambahnya, dampak penuh dari stunting di masa kecil kemungkinan
baru terjadi pada tahun-tahun yang akan datang, dan dikhawatirkan sudah
terlambat untuk diatasi.
“Oleh
sebab itu, kita mesti serius melakukan upaya menurunkan angka stunting di
negara kita,” tegasnya kembali.
Terkait
makanan bergizi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Wapres menekankan, Indonesia
sangat kaya akan potensi pangan lokal. Untuk itu, ia meminta potensi tersebut
harus dioptimalkan pemanfaatannya mulai dari tingkat keluarga.
“Bagi
keluarga yang memiliki anak remaja, agar dipastikan remaja kita mempunyai
perilaku hidup dan pergaulan yang sehat,” imbaunya.
Di sisi lain, Wapres mengingatkan, saat ini pernikahan anak masih relatif
tinggi. Untuk itu, ia menegaskan agar pernikahan anak harus dihindari karena
lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya, termasuk berisiko lebih tinggi
menghasilkan anak stunting.
“Saya
juga meminta keluarga untuk memanfaatkan layanan di posyandu dan puskesmas
untuk memantau kesehatan ibu hamil, serta pertumbuhan dan perkembangan anak,”
pinta Wapres.
“Selain
itu, saya harap keluarga Indonesia terus memperkaya pengetahuan tentang
pemenuhan gizi dan pengasuhan anak agar optimal. Saya minta petugas kesehatan
untuk menyediakan informasi yang mudah dipahami dan lengkap terkait hal
tersebut, baik secara langsung maupun melalui portal-portal digital,” tambahnya.
Menutup
sambutannya, Wapres berpesan agar seluruh keluarga Indonesia terus meningkatkan
peran untuk mewujudkan Indonesia bebas dari stunting.
“Maka pada peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30 ini, saya titip kepada
seluruh keluarga Indonesia untuk terus memperkokoh peranan keluarga dalam
mencetak generasi penerus yang bebas stunting, fisiknya, mentalnya maupun
kehidupannya. Kelak mereka menjadi generasi yang mampu mengguncang dunia,
seperti yang diucapkan Presiden Soekarno,” pungkasnya.
Sebelumnya,
Gubernur Sumsel Herman Deru menyampaikan, Sumsel khususnya Kabupaten Banyuasin,
ditunjuk sebagai Tuan Rumah Peringatan Harganas ke-30 atas prestasinya yang
telah berhasil menurunkan angka stunting di daerah tersebut, yakni dari 24
persen menjadi 18,6 persen.
“Angka
ini didapat bukan serta merta hadir begitu saja, tapi berkat kerjasama dan goto
royong dan pembinaan dari BKKBN, Menkes, juga tentu kekuatan para bupati dan
walikota, serta tim penggerak PKKnya. Ini tentu kerja nyata yang berhasil di
hargai,” ungkapnya.
Tantangan Keluarga
Sementara,
Kepala Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengungkapkan,
bahwa tantangan yang dihadapi keluarga Indonesia saat ini bukanlah ledakan
penduduk, melainkan masih terjadinya kesenjangan dan bagaimana meningkatkan
kualitas, khususnya percepatan penurunan stunting.
“Untuk
itu Harganas tahun 2023 ini mengusung tema “Menuju Keluarga Bebas Stunting
untuk Indonesia Maju,” sebutnya.
Sebagai
informasi, Harganas dicanangkan Presiden Soeharto pada 29 Juni 1993 di Provinsi
Lampung. Pada 15 September 2014, diterbitkan Keputusan Presiden RI Nomor 39
tahun 2014 yang menetapkan tanggal 29 Juni sebagai Harganas.
Mengambil
tema “Menuju Keluarga Bebas Stunting, Untuk Indonesia Maju”, peringatan
Harganas tahun ini diikuti kerja keras pemerintah dan berbagai pihak dalam
upaya melakukan percepatan penurunan stunting. Pemerintah telah menargetkan
prevalensi stunting menjadi 14 persen tahun 2024, dimana pada 2019 mencapai
27,6 persen (Riset Kesehatan Dasar 2019) dan di 2023 turun menjadi 21,6 persen.
Dalam
acara ini, dilakukan Pengukuhan Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) Provinsi Sumsel
dan Kabupaten Banyuasin oleh Kepala BKKBN.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Riyco Amehza Daniel, Kepala
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi, Kepala Badan
Standardisasi Nasional (BSN) Kukuh S. Achmad, Kepala Badan Informasi
Geospasial (BIG) Aris Marfai, Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya, Bupati
Banyuasin Askolani, serta walikota dan bupati seluruh Indonesia.
Sementara
Wapres didampingi Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin, Kepala Sekretariat Wapres
Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia
dan Pemerataan Pembangunan Suprayoga Hadi, Deputi Bidang Administrasi
Sapto Harjono W.S., Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi, Robikin Emhas, dan
Arif Rahmansyah Marbun, serta Tim Ahli Wapres Farhat Brachma dan Sukriansyah.
Wujudkan Generasi Emas
Beri
aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia. Berikut adalah sebuah
kalimat legenda yang sempat dipekikkan oleh bapak bangsa, Bung Karno. Melalui
semangat tersebut, Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin pun ingin
membangkitkan kembali semangat kepemudaan melalui sumber daya manusia yang
sehat untuk membangun bangsa dan negara.
“Presiden
Soekarno pernah berujar, “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan aku guncang dunia”.
Saya pun meyakini, insya Allah, generasi muda Indonesia mampu menghasilkan
karya dan prestasi yang mengguncangkan dunia,” tegas Wapres saat menghadiri
Puncak peringatan ke-30 Hari Keluarga Nasional (Harganas), di Kabupaten
Banyuasin.
Wapres
menilai, pemuda hebat ini dapat tumbuh dari anak-anak yang diasuh dan dididik
oleh keluarga yang kuat. Oleh karena itu, peran keluarga bagi masyarakat dan
negara sangat penting.
“Secara
internal, keluarga melahirkan generasi sehat. Secara eksternal, keluarga
menumbuhkan masyarakat dan negara yang hebat,” imbuhnya.
Di sisi lain, Wapres juga menuturkan bahwa masyarakat yang rapuh beberapa
diantaranya ditandai oleh tingginya prevalensi stunting, maupun karakteristik
kerapuhan lainnya seperti sikap saling curiga, sulit bekerja sama, kurang
memperjuangkan kejujuran, dan melapuknya nilai-nilai integritas. Hal tersebut
pun salah satunya dapat terjadi dari keroposnya bangunan pada tingkat keluarga.
Untuk
itu, pada peringatan Harganas ke-30, Wapres mengingatkan kepada semua lapisan
masyarakat untuk memperkuat peran di dalam keluarga, agar menghasilkan sumber
daya manusia yang unggul dan dapat berjuang mengisi kemerdekaan bangsa.
“Maka
pada peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30 ini, saya titip kepada seluruh
keluarga Indonesia untuk terus memperkokoh peranan keluarga dalam mencetak
generasi penerus yang bebas stunting, fisiknya, mentalnya maupun kehidupannya.
Kelak mereka menjadi generasi yang mampu mengguncang dunia, seperti yang
diucapkan oleh Presiden Soekarno,” pungkas Wapres.
Penyunting Eko
Sumber Siaran Pers
Sekretariat Negara
Comments
Post a Comment